Balada Pemuzik Jalanan

Jeritan akordian tua
Merayap di udara
Meniti di hati manusia
Yang berjalan di kaki lima

Berkaca mata hitam
Berdendang lagu ehsan
Dari kalbu sang insan
Si pemuzik jalanan
Dengan seribu impian
Berpandukan naluri
Setajam mentari

Walau dunia gelap gelita
Namun terang cahaya hatinya

Fantasia Bulan Madu

Demi cintaku pada mu
Ke mana saja kan ku bawa
Ku hujung dunia ke bintang
Kejora

Demi cintaku padamu
Kukorbankan jiwa dan raga
Biar pun harus ku telan
Lautan bara

Bulan madu di awan biru
Tiada yang menggangu
Bulan madu di atas pelangi
Hanya kita berdua
Mengecap nikmat cinta
Yang putih tak terbendung
Sesuci embun pagi

Andai dipisah
Laut dan pantai
Musnahlah ilham
Hilang pedoman

Andai dipisah
Cahaya dan bulan
Gelap gulita
Musnah asmara

Fenomena

Kau
Genggam perasaanku
Bila kau hampir kepadaku
Kemarau di dalam dada
Basah bagaikan di sirami

Bayangmu
Sekilas datang
Menggangguku dalam lena

Sulitnya memikirkan
Perasaan ini
Datang kau bawa
Fenomena, di jiwa
Fenomena, kau cipta
Fenomena, indah amat mengasyikkan

Kau
Genggam perasaanku
Bila kau hampir kepadaku
Kemarau di dalam dada
Basah bagaikan di sirami

Bayangmu
Sekilas datang
Menggangguku dalam lena

Gadisku

Gadisku seri mewangi
Bagai disiram selautan kasturi

Gadisku termanis senyummu
Biar ku telan selautan hempedu
Dialah gadisku selalu

Tak peduli kata orang terhadap dirinya
Dia tahu dia gadisku
Tak peduli nista yang dilemparkan padaku
Dia tahu dia gadisku

Cinta kan bermakna jika sama saling memahami
Cintaku bercahya jika disulami cinta suci
 

Gadis Misteri

Lama...Aku menanti
Musim...Saling berganti
Mekar layu di pinggir waktu

Lama...aku mencari
Dalam angan dan mimpi
Kewujudan gadis misteri

Berbagai bentuk dan rupa
Bermain di ruang mata
Siapa... gerangan agaknya

Bukakanlah jendela asmara
Moga terang kamar cintaku
Moga langit menyeri warna
Mewarnakan taman hati ku

Berilah daku sayap impian
Bawalah daku di awangan
Bukakan jendela asmara
Moga ku kenal
Resah dan rindu...
 


Gemuruh

Di dalam gerimis
Penuh rahmat, dia tersentuh
Cendawan alpa,
Sesegar pagi, yg permai damaikan
Tunggul di pinggir rimba
Lantas mendambarkan
Kisah sempurna Dari jiwa Bakal Surinya

Di dalam kelambu
Menunggumu, dia kesali
Hilang bayangan
Pedoman, ikhtiar dan arah
Persis si buta mendambakan
Hidup sedehana,
Menjamahi Hari hari Mimpi Mimpinya..

Oh sendiri meratapi
Sekalungan sengsara
Dan meratap siksa
Pahit maung madah punjangga

Terbukti kasih
Yg hanya serampang berbisa
Mengukir Gerigis besi kaca
Dan pawaka

Tak tersedar meratapi kepusar keinsanan
Membibitkan titis-titis sepekat warna darah dan dosa

Isabella

Isabella adalah
Kisah cinta dua dunia
Mengapa kita berjumpa
Namun akhirnya terpisah
Siang jadi hilang
Ditelan kegelapan malam
Alam yang terpisah
Melenyapkan sebuah kisah...

Terbayang lambaianmu
Salju terbakar kehangatan
Dunia di penuhi
Warna berseri bunga cinta
Kita yang terlena
Hingga musim berubah
Mentari menyepi
Bernyalalah api cinta

Dia Isabella
Lambang cinta yang lara
Terpisah kerana
Adat yang berbeza
Cinta gugur bersama
Daun daun kekeringan...

Haluan hidupku
Terpisah dengan Isabella
Tapi aku terpaksa
Demi cintaku Isabella
Moga dibukakan
Pintu hatimu untukku
Akan terbentang jalan
Andainya kau setia
Oh! Isabella....

Kejora

Sinaran matamu bak kejora
Di tengah malam
Menyuluh kedamaian hati
Halusnya lengang sehalus
Sutra cinta

Melembutkan setiap kata
Harum kasturi harum rambutmu
Ingin ku belai
Bertambah harum kita
Indah keperibadianmu
Indah bicara
Menyegarkan semangat daku
Bila kau berada di sampingku
Semuanya menjadi keindahan hidupku

Kejora Ku Bersatu

Dirimu persis bintang terbit dari langit
Bukanlah mimpi-mimpiku
Di sini telah datang sayang paling dalam

Bawaku pulang berteman pelangi
Kamar hati ku hiasi
Biar cantik biar baru
Semuanya keranamu
Oh yang lemah kini gagah
Asal buruk jadi indah
Kerana sentuhan cintamu
Ku susun langkah melayarkan hari indah
Bersamamu

Lilin diri takkan padam
Seandainya engkau adalah sumbunya
Kaulah puteri ku dambakan
Bidadari syurga jelmaan dunia

Akan ku jaga
Seluruh jiwaku
Biarlah karam berdua
Asal kau tak terlepas
Dari genggamanku
Biar kulamar
Sahih darimu
Menjadi ratu
Beradu dalam pelukanku
Kejoraku bersatu

Laila Nama Mu Teratas

Nama mu teratas indah bercahaya Laila
Menerangi ruang hati
Bersama makna mimpi
Kesucianmu
Kembalikan semangatku
Mendamping cinta ku yang lalu

Harum tubuhmu memulihkan ingatku
Menghidu semula haruman di taman itu
Dan gerbang rambutmu
Diterbangkan bayu
Melambaiku pergi

Meninggalkan penjara ku
Yang ku dirikan
Melindungi diri
Yang tercalar
Dihiris dunia kejam

Hanya namamu laila
Kekasihku laila
Hanya namamu laila
Bermain di jiwa

Malam

Malam
Bila rinduku bertambah dalam
Kau datang lagi dengan kenangan
Oh betapa dinginnya malam ini

Kasih
Bila malam ku bertambah kelam
Seribu kisah melintas mata
Dan malam ini sungguh mencengkam

Bila malam
Tiap kali ku pandang semalam
Resahku sering menjadi dendam
Oh hatimu ku rasakan dingin

Dan malam adalah masa yang membawa kesan
Pada diriku yang kesepian
Kini ku tenggelam di bawah alunan ombak malam
Oh malam

Dan malam
Hingga dikau datang dan bicara
Dan datanglah pada hamba
Mengapa dia pergi membawa hati ini
Oh mengapa
Oh malam

Meniti Titian Usang

Kertas putih salju
Ku coretkan kedukaanku
Hitam dan kelabu
Adalah warna dalam hidupku

Kejutkanlah aku kawan
Aku sedang bermimpi
Kejutkanlah aku
Yang sengsara dalam mimpi

Gementar kakiku
Meniti titian usang
Berdegup jantungku
Apakah dapat ku ke seberang

Sambutlah tanganku kawan
Aku takut tenggelam
Sambutlah tanganku kawan
Jurangnya sangat dalam

Jurangnya sangat mengerikan
Ramai yang telah kecundang
Dia sedang menunggu
Untuk memimpimku
Di seberang sana
Adanya cahaya
 

Mentari Merah Di Ufuk Timur

Ada yang tertinggal
Setelah terbenam Mentari
Ada yang tertinggal
Setelah kering air di kali

Alam telah menyakinkan
Kau mesti pergi
Kau mesti
Alam telah menyakinkan
Kau mesti kembali
Bagai yang telah dijanjikan Illahi
Ada yang tertinggal
Setelah musnah semua mimpi

Kekal selamanya
Cintaku dengan cahaya mu
Kekal selamanya
Tetap dalam ingatanku

Lemas dalam rindu
Tenggelam dalam tangisan
Engkau telah pergi
Tapi masih ada...
Yang kau tinggalkan dalam kalbuku
Yang tinggal...( 3x... 6x... )

Nigina

Nigina
Apakah yang membara
Di hati kecilmu
Kiniku terharu sayu

Nigina
Gadis timang dimanja
Membelai rindu
Melagu harapan seribu

Nigina
Ke sini dan ke sana
Kekosongan menyiksa
Robohnya persada bahagia

Potret dan waktu
Mengusik dikalbu
Mencuit sendu
Kau anak semesta
Impikan keindahan berjuta

Oh... oh... malam meratapi
Lembaran tragedi laramu ini
Kian dilamun ilusi
Kian membakar diri
Kau ibarat kuntum bersemi
Menunggu mentari
Memancar fitrah pagi
Agar mimpi sucimu abadi
 


 

Nur Nilam Sari

Pinjamkan sinarmu Nur Nilam Sari
Buatku merempuhi malam
Kabus berlabuh bagaikan awan
Mengaburi penglihatan
Menyekat maksud di sempadan
Redup yang ku pasangkan angan

Sekadar berhasrat
Berlindung dalam lena
Pejamkan mata untuk
Ku lupakan sengsara
Berapi kerdipan
Melaraskan jiwa
Menyusuk ke arah asalku

Senyumanmu satu azimat
Buat diriku yang hina
Manusia terpinggir hidup melara
Tak pernah kenal erti bahagia
Namun ku masih gembira
Bagiku rahmat semuanya
Oh mungkin kalau nasib ku berbeza
Aku tak mampu
Menilaikan dikau

Aku berani
Berani aku
Katakan dirimu itu
Dewi kayangan

Rozana

Gadis idamanku
Hanya engkau yang satu
Hadir lah dalam mimpi mimpiku
Biar seribu biar ramai menganggu
Pada ku engkau lah Ratu

Sejak mula bertemu
Kau buat siangku sedingin salju
Dan malam jadi hangat
Sehangat cintamu...
Kasihku

Rozana
Kau Gadis idamanku
Dua hati menjadi satu
Bila kita bertemu oh Rozana

Rozana
Gadis idamanku
Bila kan sampainya waktu
Kasih kita bertemu dalam cinta
Rozana

Seroja

Terpancar sejalur cahaya
Di kelopak nya seroja
Bak gemilang samarenda
Memukau mata hati ini seketika

Lamunanku tersentak
Lalu ku mendongak
Gemuruh rasa
Terpaku sukma
Terkena lontaran senyuman misteri
Siapa gerangan sang puteri

Mengalung cinta dileherku
Dan terus berlari
Aku cuba menangkap bayang bayangnya
Di antara kembang seroja tasik cinta
Tapi malangnya jatuh ke lembah
Berduri dan sepi

PUTERI SEROJA...

Teguh

Segalanya sudah bermula
Ku hanyut dalam arus dunia
Hanya kerna pengertian
Engkau menanti

Terlupa janji-janji indah
Bila hidup semakin berubah
Mengejar kekayaan
Kau kutinggalkan

Maaf sayang, oh sayang
Kelam hatiku ini
Bila bersama kita sengsara
Tanpa harta

Oh sayang, oh sayang
Tergoda jiwaku ini
Pada tipu perdaya yang menanti
Hinggakan luntur wajah kasihmu
Di wajahku
Menduakanmu kau tersiksa
Menahan perit dalam setia

Engkau menghitung segala hari
Tanpa benci dan sakit hati
Betapa teguh
Bergetar bibir memanggilku

Kekayaan akan hilang
Biar bertahun dikumpulkan
Perjalanan ini amat jauh
Untuk mencari cinta

Kekesalan yang kurasa
Memaksa aku kembali
Memohon belas darimu
Andai ada kasihmu

Engkau hukumlah aku menanti
Dengan relanya kutanggung semua
Berikan aku
Rahsia keteguhan cintamu ( 2X )

Melayar Bahtera

Matamu bagaikan
mata angin mencari arah
matamu rindu yang meminta
menyeru angin melayarkan bahtera
impian arah tujuh lautan
sepantas kilat sang helang
menyambar peta dari tangan
berdarah lautan
ribut mencakar layar terketar
ombak menyerang laut gelora
kini kusedar asal garam bagaiman rasanya
matamu bagaikan
mata angin mencari
arah matamu rindu yang meminta
menyeru angin melayarkan bahtera
masin hidup tanpa arah
kini kusedar asal garam
bagaimanakah rasanya
ribut mencakar layar terketar
ombak menyerang laut gelora
kini kusedar asal garam bagaimanakah rasanya
sejarah pelayaran membuka pintu akal
membuka luas fikiran dari terbenam
ribut mencakar layar terketar
ombak menyerang laut gelora
kini kusedar asal garam
bagaimanakah rasanya
 

andai ku miliki semalam

andai ku miliki semalam
dan bisa aku ubah menjadi esok
takkan ku ubah apa pun
kerana aku tahu engkau tetap indah
tanpa sempadan masa
aku bahagia seadanya

tangis ini tanda kasih ku
bukan mengeluh luka yang semalam
kerana engkau mengasihi ku
tiada sendu lagi didunia ku ini

aku tak dapat bayangkan
sengsara yang harus ku tanggung
jika kau pilih perpisahan
tanpa punca yang meyakinkan
aku akan tersesat
mencari cintamu

andai terhentinya masa
dan gunung jatuh ke laut
kau tetap ku cinta
kasih sayang ku adalah kekuatan
untuk menempuh segala
dugaan yang tak terbayangkan
oleh insan yang lemah seperti kita
sekalipun ku miliki esok
takkan ku menolak ketentuan